Candi Borobudur adalah salah satu keajaiban arsitektur dan sejarah Indonesia yang mengesankan. Terletak di tengah-tengah dataran tinggi Jawa Tengah, candi ini telah menjadi simbol penting dari kebudayaan dan spiritualitas Buddha di Nusantara. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi sejarah candi Borobudur, dari awal konstruksinya hingga perjalanan mengagumkan dalam restorasi dan pengakuan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.
1. Awal Mula Pembangunan
Pembangunan Candi Borobudur dimulai pada sekitar abad ke-8, pada masa pemerintahan dinasti Syailendra. Candi ini diperkirakan selesai dibangun pada sekitar tahun 825 M. Proyek monumental ini dibangun dengan menggunakan batu vulkanik tanpa menggunakan semen atau bahan perekat modern.
Pada tahun 1991, Candi Borobudur diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Pengakuan ini menjadikan candi ini semakin dikenal secara internasional dan menjadi tujuan wisata penting di Indonesia.
2. Arsitektur dan Desain
Borobudur dibangun dalam bentuk stupa raksasa dengan tingkat-tingkat yang saling berhubungan. Struktur tersebut terdiri dari tiga tingkat utama: tingkat dasar mewakili dunia manusia, tingkat tengah menggambarkan dunia roh atau alam antara, dan tingkat puncak yang melambangkan dunia spiritual yang penuh cahaya.
3. Fungsi dan Makna
Candi Borobudur memiliki nilai simbolis dan spiritual yang mendalam. Relief-reliefnya mengisahkan ajaran Buddha, perjalanan menuju pencerahan, dan konsep filosofis tentang kehidupan. Pengunjung yang mengelilingi candi searah jarum jam akan disuguhi pemkamungan yang menggambarkan kehidupan dan perjuangan manusia untuk mencapai nirwana.
Candi Borobudur tidak hanya menjadi bukti kemegahan arsitektur masa lampau, tetapi juga merupakan warisan berharga dalam konteks budaya dan spiritualitas. Tempat ini masih menjadi tujuan ziarah bagi umat Buddha dari seluruh dunia dan menjadi pusat peringatan hari raya Waisak yang penting dalam agama Buddha.
4. Masa Kehancuran dan Penyembunyian
Setelah berabad-abad menjadi pusat kegiatan keagamaan, Candi Borobudur mengalami masa penurunan. Letusan gunung berapi dan gempa bumi berkontribusi pada kerusakan candi ini. Pada akhir abad ke-10, kepercayaan agama Buddha mulai meredup di Jawa, dan candi ini akhirnya ditinggalkan dan dilupakan.
Candi Borobudur kembali ditemukan pada awal abad ke-19 oleh penjelajah Belkamu. Proses restorasi yang ekstensif dimulai pada pertengahan abad ke-20 oleh pemerintah Indonesia dengan dukungan UNESCO. Proyek restorasi ini bertujuan untuk mengembalikan kejayaan dan keindahan candi serta melindunginya dari kerusakan lebih lanjut.