Sejarah Candi Borobudur, Tempat Wisata Ikonik Indonesia

Sejarah Candi Borobudur, Tempat Wisata Ikonik Indonesia

Candi Borobudur yang merupakan salah satu tempat bersejarah dan ikonik yang dimiliki Indonesia. Bertempat di Magelang, Jawa Tengah, Candi Borobudur memiliki keunikan tersendiri yang menarik untuk diketahui karena diketahui susunan batu tersebut dibuat tanpa menggunakan semen sebagai perekatnya. Pada dinding Candi Borobudur juga terdapat pahatan relief yang menceritakan sejarah panjang kerajaan Buddha pada masa Dinasti Syailendra. Selengkapnya simak sejarah Candi Borobudur di bawah ini.

Sejarah berdirinya Candi Borobudur

Candi Borobudur diperkirakan dibangun sekitar pada tahun 780-840 Masehi di era Dinasti Syailendra yang merupakan penganut agama Buddha Mahayana. Menurut sejarawan Peter Carey, Candi Borobudur pada masa itu menjadi monumen agama, sebagai tempat kontemplasi yang juga menggambarkan perjalanan sang Buddha, sekaligus menjadi simbol hubungan antara raja dan rakyatnya. Para ahli memperkirakan candi Borobudur dibangun pada abad ke-8 berdasarkan analisis paleografis terhadap tulisan yang terpahat di atas relief Karmawibangga (relief yang menggambarkan sebab akibat perbuatan baik di kaki Candi Borobudur) dibandingkan dengan tulisan pada prasasti lain yang telah diketahui penanggalannya. Candi Borobudur dibangun menggunakan dua juta batu andesit yang berasal dari sungai di sekitar wilayah candi.

Balai Konservasi Borobudur menyebutkan bahwa susunan bangunan Candi Borobudur terdiri dari sembilan teras berundak dan sebuah stupa induk di puncaknya. Sembilan teras itu terdiri dari enam teras berdenah persegi dan tiga teras berdenah lingkaran.

Setelah selesai dibangun, Candi Borobudur sempat hilang dari peradaban karena tertimbun lava dan material lainnya yang diakibatkan oleh letusan Gunung Merapi.

Pada tahun 1814 Candi Borobudur ditemukan oleh pasukan Inggris. Berada di bawah kepemimpinan Sir Thomas Stanford Raffles, area Candi Borobudur dipugar, dibersihkan dan diperbaiki. Proses pembersihan Candi Borobudur selesai secara menyeluruh pada tahun 1835.

Hingga saat ini Candi Borobudur menjadi tujuan wisata yang patut dikunjungi ketika menyambangi Magelang, Jawa Tengah. Pernah hilang dan ditemukan kembali, membuat Candi Borobudur masuk ke dalam situs keajaiban dunia versi UNESCO.

 

Relief di Candi Borobudur terdapat 504 dengan sikap meditasi dan enam posisi tangan yang berbeda. Pada Candi Borobudur juga terdapat tiga zona berbeda yang masing-masing melambangkan fase kehidupan manusia.

Zona 1

Kamadhatu yaitu alam dunia yang terlihat dan sedang dialami oleh manusia sekarang. Kamadhatu terdiri dari 160 relief yang menjelaskan Karmawibhangga Sutra berupa hukum sebab akibat yang menggambarkan sifat dan nafsu manusia.

Zona 2

Rupadhatu merupakan alam peralihan, di mana masa manusia yang telah dibebaskan dari urusan dunia. Rapadhatu terdiri dari galeri ukiran relief batu dan patung Buddha. Pada zona ini terdapat 328 patung Buddha yang memiliki hiasan relief pada ukirannya.

Zona 3

Arupadhatu adalah alam tertinggi atau disebut rumah Tuhan. Pada zona ini terdapat tiga serambi berbentuk lingkaran yang mengarah ke kubah di bagian pusat atau stupa yang menggambarkan kebangkitan dari dunia. Tidak ada ornamen atau hiasan pada zona ini karena melambangkan kemurnian tertinggi.