Sumpah Pemuda merupakan keputusan penting Kongres Pemuda 27-28 Oktober 1928 yang berisi tiga ikrar untuk mempersatukan Indonesia yang kini menjadi salah satu tonggak sejarah bangsa Indonesia.
Jong Java merupakan salah satu organisasi yang didirikan oleh Satiman Wirjosandjojo di Gedung STOVIA pada 7 Maret 1915. Organisasi tersebut mengirimkan perwakilannya untuk menghadiri Kongres Pemuda tersebut yang jadi asal mula bakal Sumpah Pemuda. Jong Java merupakan organisasi kepemudaan yang didirikan oleh Satiman Wirjosandjojo di Gedung STOVIA pada 7 Maret 1915.
Sebelum mengenal lebih lanjut, simak sejarah lahirnya Jong Java yang telah dirangkum di bawah ini.
Sejarah kelahiran Jong Java:
Organisasi Jong Java awalnya bernama “Tri Koro Darmo” yang berarti Tiga Tujuan Mulia. Jong Java didirikan tanggal 7 Maret 1915 dan diresmikan di Gedung Budi Utomo, atas usulan Dr. Satiman Wirjosandjojo yang kemudian menjadi ketuanya, Wongsonegoro sebagai wakil ketua, Sutomo sebagai sekretaris dan anggotanya Muslich, Mosodo dan Abdul Rahman. Mayoritas anggota “Tiga Tujuan Mulia” ialah murid-murid sekolah menengah yang berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Murid-murid yang berasal dari Sunda, Jawa Barat dan Madura berpendapat bahwa perkumpulan itu terlalu sempit.
Supaya tidak ada lagi kesalahpahaman pada kongres I di Solo 12 Juni 1918, nama “Tiga Tujuan Mulia” diubah menjadi “Jong Java”. Perubahan nama diharapkan supaya perkumpulan ini mendapat pengikut yang lebih luas termasuk Sunda, Madura dan Bali.
Pada pertengahan tahun 1920 diadakan kongres yang ketiga di Solo, dan pada pertengahan tahun 1921 kongres yang keempat di Bandung. Pada kedua kongres itu bertujuan untuk membangunkan cita-cita Jawa Raya dan mengembangkan rasa persatuan diantara suku-suku bangsa di Indonesia. Kongres tersebut tidak disebutkan bahwa Jong Java tidak akan ikut dalam aksi politik namun pada kongres kelima di Solo tahun 1922 disebutkan bahwa Jong Java tidak akan mencampuri politik atau aksi politik.
Selama perkembangan selanjutnya Jong Java mau tidak mau harus mendapat pengaruh politik yang datang dari Serikat Islam ( S.I ) yang berada dibawah pengaruh “Haji Agus Salim”. Pada tahun 1924 pengaruh S.I itu makin terasa, namun akhirnya Jong Java nyaris terjadi perpecahan dan mereka tetap mempertahankan pendiriannya meninggalkan perkumpulannya dan mendirikan “Jong Islamieten Bond”.
Pada kongres Jong Java tahun 1926 di Solo dengan tujuan memajukan rasa persatuan para anggota dengan semua golongan bangsa Indonesia, Jong Java akan bekerja sama dengan perkumpulan-perkumpulan pemuda Indonesia lainnya untuk ikut serta menyebarkan dan memperkuat Indonesia bersatu.