Mengenal Asal Usul Batik Ceplok

Mengenal Asal Usul Batik Ceplok

Batik Ceplok merupakan salah satu motif batik tradisional Indonesia yang menghadirkan keindahan pola geometris yang khas dan bermakna. Batik ini terlihat layaknya susunan kotak-kotak atau persegi sehingga memberikan sentuhan artistik yang mencirikan kekayaan budaya Indonesia.

Batik Ceplok dikenal berasal dari Yogyakarta.Dikenal juga dengan sebutan batik ceplokan, jenis batik ini telah ada sejak zaman Kerajaan Mataram, dengan pusat produksi utama di Kotagede, Yogyakarta.

Motif batik ceplokan atau yang dikenal sebagai Ceplokan, berasal dari Bahasa Jawa, di mana kata "ceplok" memiliki arti "sekuntum." Istilah ini digunakan untuk menggambarkan pola hiasan batik yang terdiri dari satuan-satuan terpisah.


Motif ini dikatakan terinspirasi oleh ornamen yang ditemukan pada dinding candi, terutama pada bangunan candi dengan corak Hindu dan Buddha yang sarat makna sakral dan mendalam. Menurut informasi dari rumahbatikbedjo.com, secara artistik, motif batik ceplokan mencerminkan keteraturan dan keseimbangan yang dianggap penting dalam menjalani kehidupan. Pola hiasannya yang berulang, dalam jumlah yang melimpah, dapat diartikan sebagai simbol kumpulan. Dalam konteks filosofi Jawa, hal ini dikenal dengan istilah "grampol," yang merujuk pada kumpulan segala hal yang baik.

Motif batik ceplok memiliki beberapa jenis, dan setiap jenisnya membawa makna tersendiri, diantaranya:


  1. Ceplok Kawung

 Ceplok Kawung merupakan salah satu variasi dasar yang umumnya ditemui di berbagai toko pakaian. Hiasannya sederhana dan mudah diisi dengan isen-isen seperti titik-titik, garis, dan kreasi motif lainnya. Terdapat delapan macam model motif batik Ceplok Kawung yang bisa digunakan untuk berbagai kesempatan, termasuk bekerja atau acara lainnya.


  1. Ceplok Sriwedari

 Diambil dari nama taman di Kota Solo, Taman Sriwedari menjadi inspirasi untuk motif batik ceplok ini. Ceplok Sriwedari cukup dikenal, terutama di kalangan masyarakat Jawa. Keunikan batik ini terletak pada motif parang yang dipadukan dengan motif lain, seperti motif Lung Lungan yang dibentuk dengan pola berulang. Makna dari batik ini melambangkan ketentraman dan kesejukan dalam suatu ikatan keluarga.


  1. Ceplok Kesatrian

Motif Ceplok Kesatrian tergolong lebih kompleks dengan tiga ragam hias, yaitu parang, stilasi medali di area tengah setiap blok ceplokan, dan tiga ikan berkepala tunggal pada ujung-ujung medali. Batik ini cocok untuk pria, karena melambangkan kegagahan, ketertiban, dan keagungan. Biasanya dikenakan pada prosesi kirab pengantin, menggambarkan perjalanan kehidupan yang harus dilalui dengan kesabaran, keikhlasan, dan keberanian.


  1. Ceplok Parang

Ceplokan yang digunakan pada motif Ceplok Parang adalah ragam hias parang, dikenal dengan guratan menyerupai huruf S miring yang dipadukan dengan beberapa hiasan bercorak klasik, seperti burung garuda. Batik ini umumnya digunakan untuk berbagai kesempatan, baik untuk bekerja maupun acara bernuansa adat. Kesan formal dari kombinasi motif tradisionalnya memberikan sentuhan tegas dan elegan.