Makna di Balik 8 Relief Candi Borobudur

Makna di Balik 8 Relief Candi Borobudur

Candi Borobudur, sebagai mahakarya arsitektur dan seni relief  memiliki berbagai jenis relief yang menggambarkan beragam cerita. Berikut adalah beberapa jenis relief utama dan ceritanya di Candi Borobudur.

 

1. Relief Kamadhatu

 Makna di balik Relief Kamadhatu mengajak para pengunjung untuk merenungkan hakikat eksistensi manusia, memahami sifat sementara dunia ini, dan meresapi ajaran Buddha tentang pembebasan dari siklus penderitaan. Ini merupakan langkah awal dalam perjalanan spiritual yang diwakili oleh struktur monumental Candi Borobudur.

 

2. Relief Rupadhatu

Relief Rupadhatu di Candi Borobudur memperlihatkan pandangan yang lebih tinggi dalam ajaran Buddha, menggambarkan perjalanan spiritual menuju pencerahan dan kekosongan. Relief ini memvisualisasikan tahap kedua dari tiga tingkatan di Candi Borobudur, menciptakan narasi yang kompleks tentang pencarian makna hidup. Dengan menonjolkan figur Buddha di tengah lingkaran mandala yang dipenuhi makhluk surgawi dan motif geometris, Relief Rupadhatu mengajarkan konsep-konsep seperti kekosongan (sunyata) dan keabadian. Pemahaman akan konsep-konsep ini menjadi kunci untuk melepaskan diri dari keterikatan dunia materi dan mencapai pemahaman yang lebih mendalam tentang hakikat eksistensi. Keseluruhan relief ini tidak hanya menjadi karya seni monumental tetapi juga panduan visual bagi para pengunjung dalam perjalanan mereka menuju pencerahan dan pembebasan.

 

3. Relief Arupadhatu

Relief Arupadhatu di Candi Borobudur menggambarkan tingkat kesucian yang melampaui bentuk material dan duniawi. Representasi kosmos dan alam semesta tanpa bentuk fisik menyoroti konsep keberadaan yang lebih tinggi dan lebih murni. Arupadhatu menggambarkan alam rohaniah dan keberadaan abstrak, menandakan tahap pencarian spiritual di mana manusia meninggalkan keterikatan pada bentuk materi dan mencapai pemahaman mendalam tentang keberadaan yang transcenden. Dengan fokus pada bentuk-bentuk yang tidak tampak, Relief Arupadhatu mendorong refleksi tentang realitas yang lebih dalam dan pencarian menuju pencerahan yang melampaui batas-batas dunia fisik

 

4. Relief Mendut

 Relief Mendut di Candi Mendut, yang merupakan bagian dari kompleks Candi Borobudur, menggambarkan ajaran Buddha tentang kelahiran Sang Buddha Gautama. Relief ini mengisahkan momen penting seperti kelahiran Sang Buddha, Ratu Maya yang mengalami mimpi indah sebelum kelahiran-Nya, serta perjalanan Sang Buddha setelah mencapai pencerahan. Melalui gambaran artistik dan simbolisme yang kaya, Relief Mendut memberikan penghormatan dan penghayatan akan peristiwa kelahiran dan ajaran pencerahan Sang Buddha Gautama, menjadi salah satu tempat suci dan objek spiritual di wilayah ini.

 

5. Relief Pawon

Candi Pawon, yang juga terkait dengan Borobudur, terdapat relief yang menceritakan kelahiran Siddhartha Gautama, calon Buddha.Dalam relief ini, Buddha terlihat duduk di atas takhta yang dihiasi dengan motif-motif ornamen, sementara para muridnya duduk di depan-Nya dengan penuh perhatian. Relief ini mencerminkan momen penting dalam kehidupan Buddha ketika Ia menyampaikan ajaran-ajaran utama, termasuk Pengajaran Pertama di Taman Rusa Sarnath. Kesan ketenangan dan kebijaksanaan terpancar dalam ekspresi wajah Buddha, menciptakan atmosfer kontemplatif yang menjadi ciri khas relief-relief di Candi Borobudur.

6. Relief Lalitavistara

Relief Lalitavistara di Candi Borobudur menggambarkan momen-momen penting dalam kehidupan Pangeran Siddhartha sebelum menjadi Buddha Gautama. Dari kelahirannya hingga peristiwa pertemuan dengan para pertapa dan pertimbangan untuk meninggalkan kehidupan duniawi. Relief ini menciptakan narasi yang melibatkan transformasi spiritual Siddhartha yang kemudian membawanya kepada pemahaman mendalam tentang penderitaan manusia dan pencarian pencerahan. Dengan gaya seni yang indah, Relief Lalitavistara memberikan gambaran visual tentang kisah kehidupan awal Buddha dan menjadi bagian integral dari naratif besar yang disampaikan melalui struktur Candi Borobudur.

 

7. Relief Sudhana-Manohara

 Relief Sudhana-Manohara di Candi Borobudur menggambarkan kisah cinta epik antara Sudhana, seorang pemuda berkeinginan memahami makna hidup, dan Manohara, seorang putri bidadari. Kisah ini mencerminkan pencarian makna hidup, pencarian cinta sejati, dan perjalanan spiritual. Sudhana mengembara melalui berbagai petualangan untuk mengejar Manohara yang melambangkan kebijaksanaan dan pemahaman spiritual. Relief ini mengandung pesan tentang pentingnya cinta, kebijaksanaan, dan pencapaian spiritual dalam perjalanan hidup manusia, menawarkan inspirasi bagi para pengunjung untuk merenungkan nilai-nilai tersebut dalam konteks ajaran Buddha.

 

8. Relief Awalokitesvara

Relief Awalokitesvara di Candi Borobudur menampilkan sosok Bodhisattva penyelamat yang melambangkan kasih sayang dan belas kasihan. Dalam relief ini, Awalokitesvara digambarkan dengan seribu tangan yang mencerminkan kekuasaannya untuk membantu makhluk hidup. Selain itu, terdapat banyak muka kecil di tangan-tangan tersebut, melambangkan kesiapan Awalokitesvara untuk mendengar dan membantu setiap doa dan kebutuhan makhluk. Relief ini menggambarkan semangat penuh kasih dan ketakwaan, menginspirasi para pengunjung untuk mengembangkan sifat penyayang dan kepedulian dalam kehidupan sehari-hari. Makna dalam Relief Awalokitesvara mengajak untuk memahami kekuatan kasih sayang sebagai landasan bagi perjalanan spiritual menuju pencerahan.