Film Indonesia sering menjadi platform untuk menyampaikan pesan yang kontroversial, memicu debat, dan menggugah kesadaran publik. Sejumlah film telah menghadirkan tema-tema yang menantang, memperdebatkan isu-isu sensitif, dan menghadirkan perspektif baru terhadap realitas sosial, politik, dan budaya Indonesia. Artikel ini akan menjelajahi beberapa film Indonesia yang menuai kontroversi. Apa saja?
1. "The Act of Killing" (2012)
Film dokumenter yang disutradarai oleh Joshua Oppenheimer ini menggambarkan para pelaku pembunuhan massal di Indonesia pada tahun 1965-1966. Melalui wawancara dengan para pelaku, film ini mengeksplorasi trauma sejarah yang jarang diekspos secara terbuka. "The Act of Killing" memicu debat tentang kebenaran sejarah, tanggung jawab kolektif, dan proses rekonsiliasi nasional.
2. "Gie" (2005)
Film ini mengangkat kisah kehidupan aktivis mahasiswa Soe Hok Gie pada masa Orde Baru di Indonesia. Dengan menggambarkan perjuangan Gie dalam menyuarakan kebebasan berpikir dan berpendapat, film ini memicu debat tentang kebebasan berpendapat, hak asasi manusia, dan perlawanan terhadap rezim otoriter.
3. "Lewat Djam Malam" (1954)
"Lewat Djam Malam" merupakan film Indonesia pertama yang mengangkat tema homoseksualitas. Disutradarai oleh Usmar Ismail, film ini menceritakan kisah seorang pemuda yang mencoba untuk menerima orientasi seksualnya yang berbeda. Kontroversi film ini terletak pada pengangkatan tema yang masih dianggap tabu pada masa itu, memicu debat tentang hak-hak LGBT dan penerimaan masyarakat.
4. "Pengkhianatan G30S/PKI" (1984)
Film ini diproduksi oleh pemerintah Orde Baru dan menggambarkan kejadian Gerakan 30 September. Meskipun disajikan sebagai narasi sejarah resmi, "Pengkhianatan G30S/PKI" banyak menuai kritik karena dianggap memuat propaganda politik yang menguntungkan pemerintah. Film ini memicu perdebatan tentang manipulasi sejarah dan penggunaan film sebagai alat politik.