Tanggal 28 Oktober diperingati sebagai hari lahirnya Sumpah Pemuda. Hari Sumpah Pemuda diperingati pasca pelaksanaan Kongres Pemuda II pada 27-28 Oktober 1928 yang melahirkan ikrar bernama ‘Sumpah Pemuda’. Peristiwa ini tidak terlepas dari peranan beberapa tokoh penting yang mendukung sumpah tersebut.
Momen sakral tersebut tak lepas dari peran beberapa tokoh penting yang berjasa dalam memperjuangkan bangsa Indonesia. Berikut 10 tokoh penting dan perannya dalam penyusunan ikrar Sumpah Pemuda.
1. Soegondo Djojopoespito
Soegondo Djojopoespito menjadi tokoh yang paling berpengaruh dalam Kongres Pemuda II karena menghasilkan Sumpah Pemuda serta dikenal sebagai salah satu aktivis Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia yang ditunjuk sebagai ketua Kongres Pemuda II. Atas jasanya, dirinya mendapatkan penghargaan dengan namanya diabadikan di Gedung Pertemuan Pemuda, sebagai Wisma Soegondo Djojopoespito Cibubur oleh Kemenpora pada tahun 2012 lalu.
2. Djoko Marsaid
Djoko Marsaid adalah wakil kedua saat Soegondo Djojopoespito menjabat sebagai ketua Kongres Pemuda II. Tokoh Sumpah Pemuda yang satu ini merupakan ketua Jong Java yang akhirnya menjabat sebagai wakil. Perannya sebagai wakil ketua telah menyumbang kontribusi yang besar bagi kelahiran Sumpah Pemuda.
3. Muhammad Yamin
Muhammad Yamin menjadi salah satu pencetus Kongres Pemuda II yang menjabat sebagai sekretaris, merumuskan isi teks Sumpah Pemuda dan mengusulkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
4. Amir Syafiruddin Harahap
Amir Syarifuddin Harahap merupakan pemuda keturunan Batak yang turut menyumbangkan pemikirannya dalam perumusan Sumpah Pemuda serta perannya sebagai bendahara di Kongres Pemuda Indonesia.
5. Sarmidi Mangoensarkoro
Sarmidi Mangoensarkoro merupakan pejuang di bidang pendidikan, dan tampil di Kongres Pemuda II sebagai pembicara yang menyampaikan pidato tentang pendidikan nasional. Sarmidi Mangoensarkoro menyampaikan pentingnya keseimbangan pendidikan antara di rumah dan di sekolah dan anak yang harus mendapatkan pendidikan kebangsaan serta dirikan secara demokratis.
6. Soenario Sastrowardoyo
Soenario Sastrowardoyo adalah penasihat Kongres Pemuda II yang menjadi pembicara dengan makalah “Pergerakan Pemuda dan Persatuan Indonesia. Dirinya juga aktif menjadi pengacara dan aktivis yang sering berurusan dengan para politisi Hindia Belanda.
7. Sie Kong Liong
Sie Kong Liong merupakan pemuda keturunan Tionghoa yang memiliki peran penting dalam kelancaran berjalannya Kongres Pemuda. Sie Kong Liong rela menyediakan rumahnya untuk dijadikan sebagai tempat dilaksanakannya Kongres Pemuda yang kini rumah tersebut dijadikan sebagai Museum Sumpah pemuda yang terletak di Jalan Kramat No.106, Jakarta Pusat.
8. Johannes Leimena
Johannes Leimena merupakan pemuda kelahiran Ambon yang menjadi ketua Jong Ambon. Johannes Leimena menjadi salah satu anggota Kongres Pemuda II sekaligus mahasiswa kedokteran di Stovia yang menjabat sebagai Pembantu IV dalam kepanitiaan Kongres Pemuda II.
9. Wage Rudolf Soepratman
Saat Kongres Pemuda, W.R Soepratman pertama kali memperkenalkan lagu ciptaannya yaitu Indonesia Raya yang diiringi dengan biola, kemudian dinyanyikan oleh Dolly Salim. Hingga saat ini, lagu Indonesia Raya dijadikan sebagai lagu kebangsaan Indonesia.
10. Dolly Salim
Theodora Athia Salim atau biasa lebih sering disebut Dolly Salim merupakan putri dari Agus Salim yang melantunkan lagu Indonesia melalui biolanya, meskipun bukan dari anggota Kongres. Dolly Salim juga berinisiatif untuk menyanyikan lirik lagu Indonesia Raya meskipun Kongres Pemuda dijaga oleh polisi Belanda yang melarang kata ‘merdeka’. Akhirnya, lirik ‘merdeka’ ini diganti dengan ‘mulia’ oleh Dolly Salim agar tidak memicu pembubaran ataupun penangkapan tokoh lainnya.